APA Kekhasan IMM Kom IPB????

senang sekali membaca tanggapan Cahyo IPB terhadap
tulisan saya, asal tahu saja isi tanggapan u berbobot
habis, saya tunggu ide kreatif kamu.
saya dan Cahyo ui (cahyo_phd@yahoo.com)yg nulis
fisika-politik dulu se-SMU di Semarang, dulu memang
sama2 preman-nya Rohani Islam,tetapi masih tetap sama2
alim koq.
Yg jelas Cahyo UI tuh dulu musuh bebuyutan saya karena
kalo diskusi gak pernah akur, tapi hati tetap sejuk
koq he2
Ok
yg jelas dikotomis eksak-sosial coba saya gunakan
untuk memetakan,karena problematika yg tjd menunjukkan
hal demikian,kaitannya dengan disiplin ilmu kader
memang adalah sebuah kelumrahan bila membentuk
kerangka berpikir seseorang, saya juga sepakat hal
itu,namun tidak pergerakan akan menjadi mandul bila
pola seperti itu tidak sampai pada dataran output.
Kita juga tidak bisa mengarahkan gerak Ikatan kita
hanya pada politik kampus,misalnya, karena jikalau mau
belajar, maka politik kampus bukanlah representasi
keseluruhan mahasiswa,dalam arti masih ada ranah lain
yang belum tersentuh oleh pendidikan calon birokrat
itu.
Ending yang kita capai memang sama, masyarakat utama
versi Muhammadiyah,namun derivasinya dalam konteks
mahasiswa maupun pola gerak Ikatan tentu perlu
didefinisikan lebih rigid.
Kita tidak bisa berujar yang penting kader kita jadi
akademisi muslim berakhlak mulia,nah ini yang seperti
apa? Perlu derivasi bukan?
Jikalau Cahyo mengatakan bahwa kebingungan yang saya
ungkapkan tidak logic,saya mau tanya, IMM IPB yang
mayoritas eksak apa kontribusi terhadap Bidang
IPTEK,apa yang dimaknai sebagai gerak Ikatan bidang
IPTEK, apakah tidak ada sebuah kekhasan pada IMM IPB
yang membedakannya dengan IMM ITB (kalo ada) dan IMM
UI dan UGM (yang multidisipliner).
Kesulitan mendefinsikan inilah yang membuat saya masih
terus mendefinisikan pola Bidang IPTEK khususnya
terkait pula dengan sistem perkaderan mulai dari
tingkatan paling bawah,yakni Komisariat
Memang ini bukan hal yang substantif ketika kerangka
berpikir rekan-rekan adalah sama (yakni komunal yang
dibangun oleh kader2 eksakta atau kader2 sosial).namun
pernahkah kita bayangkan kedua dikotomi background
berpikir ini bersatu dalam strategi gerak yang
komprehensif,bukan mono-strategy
Apa yang diungkapkan oleh Cahyo,musuh bebuyutan saya
itu he2...,baru pada tataran ide dan konsep,belum
diturunkan pada dataran yang lebih rendah, jadi ide
yang dia telurkan perlu dikonsep lebih matang dan
diderivasikan dengan turunan matematika dan fisika
(kali?), kalo yang saya gunakan adalah penerjemahan
realitas/fenomena untuk kemudian di-integral-kan
sampai pada tataran ide/ konsep sehingga menjadi
wacana yang kita perdebatkan sekarang ini.Bagaimana?