[ Beranda - Galeri - Facebook - E-mail - Pimpinan - Mars & Lagu - Banner - Berkontribusi ]

Friday, October 17, 2008

'Enaknya' Jadi Maling

Entah, apakah ini bisa dibilang lucu atau sedih. Saya sendiri sewaktu mendengar kejadian ini, rasanya... Ikut berduka, tapi juga dengan menahan tawa. Suatu kejadian yang terjadi hanya beberapa hari setelah umat Islam merayakan hari kemenangannya, 'idul fitri 1429 H. Terjadi di sebuah masjid di lingkungan sekolah dengan pelakunya yang masih anak sekolahan. Ironis bukan ?

Menjelang jam tiga dini hari (kira-kira begitu) seorang calon maling bersama temannya memasuki sebuah kawasan yang tidak asing lagi bagi mereka. Dengan bermodal sepeda motor dan tekad yang malu-maluin, mereka berdua beraksi. Entah apa yang mengilhami mereka hingga mereka berani beraksi pada jam segitu. Padahal sesuai kebiasaan (dan juga ajaran Islam), sekitar jam 3 waktu setempat adalah waktu untuk mengumandangkan adzan shubuh pertama. Tentunya ada seorang muadzin yang rutin. Selanjutnya?? Tentu anda sudah bisa menebak kemungkinan yang dialami si maling kemudian.

Si maling kemudian dengan mudah tertangkap basah oleh sang muadzin setelah melalui proses kucing-kucingan. Tidak tanggung-tanggung, ketika tertangkap si maling sedang menggendong uang tunai dengan jumlah jutaan rupiah. Anda sudah bisa tersenyum geli? Syukurlah. Tapi bukan hanya disini sisi lucunya.

Setelah bermain kucing-kucingan dengan sang muadzin, si maling akhirnya nyerah juga. Dengan sedikit rasa takut, si maling dengan 'rela' kemudian menyerahkan setumpuk uang jutaan rupiah kepada muadzin. Terjadilah ijab qabul.

maling : Saya serahkan uang senilai jutaan rupiah yang telah saya curi dari kantor masjid kepada muadzin tunai.
muadzin : Saya terima uang senilai jutaan rupiah yang telah dicuri si maling dari kantor masjid.
maling : Bapak bisa hitung dulu uangnya kalau-kalau saya menipu.
muadzin : Ah..tidak perlu.

wajar mungkin bagi seorang maling apabila tertangkap basah sedang mencuri kemudian lantas tunduk seakan-akan nurut kepada yang menangkap. Lalu terjadilah dialog antara si maling dengan sang muadzin di teras masjid.

muadzin : Nak..nak..Saya tidak habis pikir, kamu kok bisa mencuri. Bagaimana nanti perasaan bapak-ibu kamu kalau mereka berdua tahu kamu mencuri.
muadzin : Nak..nak..apa kamu tidak diajari orang tua kamu bagaimana akhlak yang baik? di sekolah juga kamu ngapain saja?

Si maling tidak bisa berkata apa-apa selain "Inggih pak".

muadzin : Nah..sekarang kamu pulang sana!!!
muadzin : Ini saya beri uang saku sepuluh ribu. Sana pulang!!!

Sang muadzin pun melepas kepergian si maling dengan penuh harap. Si Maling pun berucap 'alhamdulillah'.

Beberapa waktu kemudian seusai sholat shubuh, ramai jamaah membicarakan kejadian beberapa jam yang lalu. Bukan hanya si maling yang dibicarakan, tapi juga HPnya yang ketinggalan di meja kantor ketika mengambil uang curian. Lengkap dengan nomer kontak orang-orang terdekat, daftar panggilan terakhir, sms, dan daftar agenda.

:)


dialog di atas merupakan perkiraan/imajinasi penulis dengan memperhatikan keterangan dari saksi

Posting ini di publikasikan juga di tentangkita.co.nr.

No comments: