Alternatif Pencarian Kader,…. “Pendekatan Pemasaran????”
Jikalau permasalahan IMM
Sedikit mengintip aktivitas yang terjadi ”Di LUAR” sana dalam tataran sistem yang berbeda, stasiun TV saling berlomba masing-masing berusaha mendapat Penggemar fanatik dari setiap rangkaian acara yang ditayangkan, Iklan program acara ataupun produk yang berseliweran di setiap jeda waktu berusaha menanamkan dalam benak pemirsa bahwa program acara mereka yang terbaik!
Sebuah program di televisi punya efek sangat dahsyat bagi kehidupan manusia di abad sekarang. Dalam buku Cultural and Communication Studies John Fiske mengatakan, ada sebuah mazhab ilmu komunikasi yang menggunakan semiotika (ilmu tentang symbol dan makna) sebagai alat untuk membentuk individu agar menjadi anggota dari sebuah budaya atau masyarakat tertentu, caranya bisa bermacam-macam, iming-iming hadiah adalah salah satunya.
Bidik-tikam merupakan proses yang mirip dengan orang memanah. Pesan yang telah diproduksi ditempatkan pada busur yang tingkat akurasinya telah direncanakan, yakni pemilihan media yang efektif. Proses panjang ini bermuara pada satu sasaran, yaitu menikam penerima pesan dengan pisau pengaruh yang daya bunuhnya telah distel dengan sangat teliti dan detail. Terlepas dari prioritas ”study oriented” kader, Jangan-jangan pisau pengaruh itu telah,... sehingga kader2 kita,...
Menilik sedikit teori Kotler bahwa pemasaran adalah kegiatan yang persuasif dan lebih dari sekedar menjual sesuatu demi sebuah keuntungan (laba). Bahwa prinsip pemasaran sesungguhnya mempunyai nilai produktif yang diperluas dan dapat diterapkan pada situasi dan organisasi yang berbeda. Pemenang adalah siapa yang paling banyak bisa mempengaruhi orang lain. Ditengah-tengah dunia hiburan dan informasi yang semakin mereformasi dirinya dalam memberikan pengaruh kepada generasi muda, menanamkan doktrin yang semakin jauh dari nilai ajaran agama, Sedikit kekhawatiran jika kita berbuat sesuatu tanpa melihat kondisi dan situasi yang semakin berkembang kita akan mengalami kerugian.
Harus dipahami mungkin realitas yang ada di LUAR sana, bahwa banyak kader yang telah terkena pisau pengaruh tersebut, kesadaran berIMM nihil! timbul penyimpulan Subyektif dalam diri masing-masing ”Untuk apa sih berIMM?” ”Engga ada yang gw dapetin disana kok, buang-buang waktu aja! Mending ngelakuin yang lain,... Dst... Lha bagaimana akan Bertindak dan melakukan sesuatu untuk IMM sedang Kesadarannya untuk berIMM aja engga ada?
Berdasar teori Kotler, bahwa seseorang akan melakukan tindakan (Action) jika ada Awareness (kesadaran), Knowledge (Pengetahuan/pemahaman), Liking (Menyukai), Preference (Pemilihan) dan Conviction (Keyakinan Pada pilihan). (yang anak komunikasi pasti lebih ngerti!)
So? Bagaimana membangun kesadaran Kader untuk BerIMM?
Kegiatan peningkatkan kesadaran untuk berIMM mungkin bisa dengan tiga kombinasi tahapan yaitu :
1. Program Capturing Market Share (STP) dapat dilakukan dengan salah satunya penyebaran publikasi/pamflet Jadi orang akan sadar “Oo ternyata di IPB tu ada IMM?!”
(bagi mhs yang baru dateng, penyebaran pamflet/leafleat mungkin akan efektif)
2. Capturing Mind Share dapat dilakukan dengan melalui kegiatan MASTA, DAD, DAM, Diksuswati,...
3. Capturing Heart Share dilakukan dengan metode Below the line (terselubung) tindak lanjut dari pengkaderan, interpersonal communication, pendekatan personal, aktif mengadakan pertemuan antar kader, rihlah, makan bersama, saling memberi hadiah, saling mendukung?, dll,... kegiatan ini yang nantinya diharapkan bisa mengikat “kader”
No comments:
Post a Comment